Kamis, 04 April 2019

Dasar suatu Pelayanan

Dasar dari suatu Pelayan

Menjadi seorang pelayan merupakan suatu tanggung jawab yang berat, karena kehidupan kita akan diamati oleh banyak pasang mata. Apapun yang kita lakukan pasti bakal menimbulkan pro dan kontra. Walaupun niat dalam hati kita tulus dan baik, pasti akan menerima banyak komentar baik positif maupun negatif (banyak yang mengatakan lebih banyak yang negatif). Komentar - komentar tersebut yang akan menguji kepribadian setiap kita. Apabila kita mendapat respon positif, apakah kita akan rendah hati ? Apabila kita memperoleh respon negatif, apakah kita akan berhenti untuk melayani ? atau melayani dengan banyak beban batiniah ?

Salah satu pribadi yang patut dan layak kita contoh ialah Yesus. Dalam setiap pelayanannya tidak selalu berjalan mulus - mulus saja, Ia bahkan sering ditolak di kota -  kota, bahkan di Nazaret pun yang merupakan kota asalnya, Yesus ditolak. Namun, Ia tetap menjalankan tugas-Nya sampai akhir, walaupun banyak hal yang menentang akan kehadiranNya.

Pikul salib, itulah yang menjadi inti dari suatu pelayanan. Diperlukan suatu ketulusan, keteguhan, keseriusan dan kerendahan hati dalam menjalani suatu pelayanan. Harus siap sedia hidup didalam Roh, menanggalkan kedagingan kita dan hanya mau dipimpin oleh Roh (Matius 10:39).

Buah - buah Roh harus menjadi fondasi suatu kehidupan (Pelayanan). Dimana setiap buah memiliki peran yang sangat holistik dalam diri setiap kita. Setiap buah memiliki kaitannya satu dengan yang lain, karena buah - buah itu adalah satu kesatuan. Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasan diri.

Semua hal itu adalah suatu kesatuan yang harus diwujudkan dan wajib diterapkan bagi setiap pelayan Tuhan. Karena pelayan Tuhan harus memancarkan karakter Tuhan dalam kehidupannya. Dan pelayan yang sejati pasti mau hidup didalam Roh, walaupun penuh dengan kesulitan yang menghadang. 

Semarang, April 2019

Sabtu, 30 Desember 2017

KEMUTLAKAN

Suatu keberuntungan dapat hidup bersama orang orang hebat yang masih muda dan kritis berpikir.Memahami bersama pola pikir berbagai manusia baik tua mau pun muda.Belajar banyak filosofi dari para filsuf Yunani dan tokoh besar dunia yang luar biasa.
Aku hidup dinegara dimana katanya tak ada perbedaan dan ketimpangan dalam masyarakatnya.Keadilan dan mau menghargai itu slogannya.
Aku tak menyindir atau menyalahkan pemerintah,tapi kecewa dengan masyarakatnya yang semena-mena menghakimi dan bertindak tak tahu diri.Disatu sisi berperang membela agama.Disatu sisi berdebat dan menyindir serta mengasingkan ras,kelompok dan suku.Dan disisi lain saling menjatuhkan untuk sebuah jabatan atau kepercayaan.
Aku dan “JOKER” paling benci dengan orang yang masih memandang dirinya yang paling exclusive diantara lainnya.Masih memandang berbeda terutama agama,ras,kelompok,aliran serta kebudayaan.Apakah kamu tak mengerti dan memahami inti dari sebuah lambang Garuda dan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang dicengkram kuat oleh Garuda kita ? Ataukah kamu pernah dikecewakan atau terjebak akan masa lalu mu yang kelam karena berbagai hal tadi ?

Memang terkadang perbedaan sulit untuk dipersatukan,tapi dapat berdampingan.Untuk kamu orang-orang yang tak dapat menerima perbedaan ataupun kecewa oleh suatu agama,ras,kelompok,aliran dan kebudayaan dimasa lampau.Pesanku,Mulai lah hidup berdampingan dengan dengan rendah hati,nikmati masa kini dimana kita berdiri,disaat kita menghirup nafas...Biarlah masa depan datang sendiri dan masa lalu berlalu.Jangan hidup dimasa depan dan jangan terjebak dimasa lalu.Damailah ! dan Lihatlah ! Aku dan kamu begitu berbeda dalam segala hal,kecuali dalam cinta.Jika kamu bicara cinta,berarti kamu akan merasakan sebuah kedamaian,keadilan,pengampunan,kerukunan,rasa sayang dan sejenisnya,selain itu bukan cinta namanya.Jika tak mau itu semua jangan pernah berbicara cinta.

karya : i_OS

Jumat, 24 November 2017

Mengingat Hujan


Mengingat Hujan

Tulisan yang didapatkan siang itu,membuat diri ini terbayang suatu kisah dongeng yang dibacakan ibu malam itu.Dikala hujan deras turun menyentuh bumi Bagimu Negeri,diri ini memperoleh suatu catatan “Remember Me” yang menyisipkan banyak tanya di dalamnya,yang katanya dikirim oleh sang hujan.Saat kulihat gerak geriknya tampak malu malu menderas membasahi bumi ini.Tak disangka ternyata dikala kelam diri ini bisa terhibur oleh suatu pesan singkat dikala hujan malu & turun deras.Perasaan tak terbayangkan ternyata ada yang melihat di kejauhan,entah sudah berapa lama memperhatikan ini,dari jarak berapa ? sehingga diri ini tak mengetahuinya.Sifat kewaspadaan ini tertaklukan oleh tetesan hujan dari sang hujan.Diri ini semakin bertanya apa maksudnya ini semua.Dalam sebuah buku bacaan fiksi,ada kata yang mengatakan “Catatan diatas kertas putih yang tiba dikala hujan turun itu adalah suatu pertanda dimana seseorang memiliki niat atau pun ingin menyampaikan sesuatu dari dalam perasaannya...”

Harapan diri ini adalah sang hujan tetap turun di senja hari menemani kesepian waktu demi waktu disegala lini.Sang pemimpin kecil tak kan mampu berdiri dalam kesunyian hari-hari yang terus datang tak terhenti.Hujan ini memberikan suatu perbedaan kehidupan dimana membuat kenyamanan dan diri ini serasa kasmaran akan dirinya.

Pahlawan Besar


Pahlawan Besar



Pemuda Pemudi Nusantara

Pagi ini

Bersama dengan sejuknya sinar surya menyapa bumi /

Berkawan dengan embun pagi yang membasahi Ibu Pertiwi tempat kita berdiri.

Sedikit nuansa bosan,sedikit rasa lelah,sedikit rasa puas,sedikit rasa bangga bercampur menjadi senyawa hati pagi ini

Maka ijinkan hati ini bersuara di hadapan anda semua.

Indonesia yang disebut Republik,yang sudah dimerdekakan 72 tahun yang lalu yang memaksa kita untuk mengingat

Mari kita mengingat !

Bahwa merdeka dimasa lalu,adalah merdeka secara jasmani

Ya...pada saat itu penjajah meninggalkan rumah kita

Tetapi bukan itu intinya.

Intinya,substansinya pokoknya adalah bagaimana pemuda di nusantara ini menghidupi negara,menghidupi bangsanya

Merdeka secara raga tidaklah cukup!

Para penerus bangsa harus merdeka dalam jiwanya,medeka dalam pemikirannya,merdeka dalam meraih cita-citanya.

Inilah titik krusialnya

Inilah berkat jasa jasa mu wahai Bapak Ibu Guru

Membangkitkan mimpi anak muda untuk mereka gapai

Menunjukkan pada kami keindahan masa depan

Inilah keringat mu Bapak Ibu Guru...Keringat yang mengkristal menempa kami,mendidik kami,membangun hidup kami

Kita tahu

Soekarno disebut Panglima Besar

Soeharto disebut Jendral Besar

Habibie disebut Ilmuan Besar

Gusdur disebut Ulama Besar

Kalau begitu anda semua Bapak Ibu Guru kami sebut,kami sanjung sebagai PAHLAWAN BESAR

Anda lah pahlawan kami

Andalah yang menolong kami sampai benar benar Merdeka dalam jiwa dan harapan kami

Lisan ini merupakan luapan syukur kami,wujud terima kasih kami untuk anda semua PAHLAWAN BESAR kami
karya :Mr.Willy & Sir.Jhosef (November 2017)

SAATNYA


SAATNYA

Akhirnya telah tiba dimana masa kami berdiri untuk sesuatu hal yang pasti dalam himitan situasi.Kami memulai ini untuk tanda cinta kasih pada para pendidik yang tak pernah lelah & letih lesu mendidik kami yang kurang ajar ini.Terkadang lisanmu menusuk diri ini di pagi hingga senja hari,terkadang emosi dan tak tahu diri bahwa engkau berniat mulia untuk diri ini.

Tiap lisanmu membentuk berbagai profesi,tak hanya untuk diri tapi juga untuk negeri ini.Walaupun terkadang tindakanmu yang tak seharusnya dilakukan,tapi kami memaklumi karena kalian bukan dewa yang sempurna.Ku harapkan mulaihari ini tindakanmu semkin mulia dan nyata tak hanya berkata pada siswa saja,melainkan berkarya untuk semua.

Jumat, 03 November 2017

Menuju Rekonsiliasi dan rehabilitasi


MENUJU REKONSILIASI DAN REHABILITASI


Seiring dengan langkah rekostruksi sejarah,agenda rekonsiliasi hendaknya menjadi prioritas kita sebagai bangsa.Memang harus diakui,salah satu masalah pelik yang dihadapi oleh bangsa kita ini yang tengah berada dalam masa transisi politik adalah  menjawab tuntutan masyarakat atas kejahatan hak asasi manusia yang terjadi di masa lampau.Apakah kepada para pelaku tersebut aka diberikan hukuman,dimaafkan atau dilupakan ? Namun dibanding mengelak dari kewajiban menjawab tuntutan masyarakat tersebut,adalah lebih baik bagi bangsa kita mencari dan memilih jalan paling tepat sesuai kepentingan nasional dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Ditengah dilema antara menghukum,memaafkan atau melupakan dugaan kejahatan hak asasi manusia tersebut,tersedia pilihan paling tepat bagi kita yakni “Jalan Ketiga”.Sebagaimana dikatakan Uskup Agung Desmond Tut (Afrika Selatan) yakni memkonpromikan antara jalan pengadilan seperti Nuremberg dengan amnesti massal atau secara nasional meluoakannya.Wujud dari hal hidup dan keturunan mereka yang kemungkinan besar tidak terlibat bahkan pada saat hal itu terjadi,belum lahir.

Dengan adanya rehabilitasi yang adil dan memuaskan oleh pemerintah sekarang ini kepada mereka yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia oleh suatu rezim,diharapkan dapat terwujud suatu keadilan antara kelompok masyarakat yang harmonis,demikian pula antara masyarakat dengan negara atau pemerintah.


Tindakan Nyata untuk Bangsa




Tindakan Nyata untuk Bangsa

Saat ini kita kembali lagi memperingati suatu pencapaian saat 72 tahun yang lalu dimana bangsa kita telah berhasil menunjukkan kegigihannya dalam mengusir para penjajah.Semangat inilah yang harus kita tanamkan hingga tertanam didalam jiwa yang luhur.Hingga pada saat ini,Indonesia dapat berdiri atas perjuangan para pahlawan yang rela berkorban untuk bangsa.

Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah pada saat ini,kita telah merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya ? Jawabannya tidak,mengapa demikian jika bangsa kita sudah merdeka,kemiskinan,perpecahan,KKN tidak akan menimpa negeri kita.

Bangsa ini,memerlukan orang-orang yang mau bekerja dengan segenap hati dan segenap jiwa menyingsingkan lengan baju mereka untuk membangun bangsa.Orang-orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah kita sebagai generasi muda.

Saudara,seperti hal yang telah kitamketahui,bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam,suku,agama,ras dan adat istiadat yang sering kita sebut dengan nama keberagaman.

Keberagaman identik dengan perbedaan,tetapi perbedaan tidak mengajarkan kita untuk membanggakan diri sendiri melainkan mengajarkan kita untuk saling mengerti dan memahami bahwa perbedaan itu indah.Seperti halnya pelangi memiliki tujuh warna yang berbeda tetapi jika mereka disatukan akan menciptakan keindahan yang luar bisa.

Sebagai generasi muda sudah sepatuutnya bagi kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia.Dengan apa saudara ? Cukup dua kata KERJA SAMA.Kerja sama sendiri memiliki arti yaitu,tindakan yang dilakukan oleh beberapa orang demi satu tujuan secara bersama.Contoh kecilnya dalam hal membangun rumah,ada yang membuat fondasi,menyusun kerangka,ada juga yang membangun tembok dan memasang atap,sehingga dapat menjadi sebuah rumah yang layak dihuni.Begitu juga dengan bangsa ini,jika kita ingin membangunnya,kita tidak mengerjakan hal yang sama,melainkan bangun negeri ini dengan mengerjakan sesuatu sesuai bidang dan kemampuan kita masing-masing.Sehingga NKRI tetap jaya untuk selamanya.

Marilah kita berlari bukan untuk mejauh dari masalah dan realita yang menghampiri,tetapi berlari mengejar ketertinggalan negeri ini dalam segala lini.Ini bukan lagi soal tradisi,misi dan ambisi tanpa isi,tetapi aksi nyata untuk negeri.

Dan yang terakhir ,mari semuanya kita buktikan pada dunia siapa kita.Teruslah berjuang bersemangatlah,gapai semua mimpi dan cita-cita kita untuk negeri tercinta.Jayalah negeriku Jayalah Indonesiaku.



Karya : 3.MUSKET