Dasar dari suatu Pelayan
Menjadi seorang pelayan merupakan suatu tanggung jawab yang berat, karena kehidupan kita akan diamati oleh banyak pasang mata. Apapun yang kita lakukan pasti bakal menimbulkan pro dan kontra. Walaupun niat dalam hati kita tulus dan baik, pasti akan menerima banyak komentar baik positif maupun negatif (banyak yang mengatakan lebih banyak yang negatif). Komentar - komentar tersebut yang akan menguji kepribadian setiap kita. Apabila kita mendapat respon positif, apakah kita akan rendah hati ? Apabila kita memperoleh respon negatif, apakah kita akan berhenti untuk melayani ? atau melayani dengan banyak beban batiniah ?
Salah satu pribadi yang patut dan layak kita contoh ialah Yesus. Dalam setiap pelayanannya tidak selalu berjalan mulus - mulus saja, Ia bahkan sering ditolak di kota - kota, bahkan di Nazaret pun yang merupakan kota asalnya, Yesus ditolak. Namun, Ia tetap menjalankan tugas-Nya sampai akhir, walaupun banyak hal yang menentang akan kehadiranNya.
Pikul salib, itulah yang menjadi inti dari suatu pelayanan. Diperlukan suatu ketulusan, keteguhan, keseriusan dan kerendahan hati dalam menjalani suatu pelayanan. Harus siap sedia hidup didalam Roh, menanggalkan kedagingan kita dan hanya mau dipimpin oleh Roh (Matius 10:39).
Buah - buah Roh harus menjadi fondasi suatu kehidupan (Pelayanan). Dimana setiap buah memiliki peran yang sangat holistik dalam diri setiap kita. Setiap buah memiliki kaitannya satu dengan yang lain, karena buah - buah itu adalah satu kesatuan. Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasan diri.
Semua hal itu adalah suatu kesatuan yang harus diwujudkan dan wajib diterapkan bagi setiap pelayan Tuhan. Karena pelayan Tuhan harus memancarkan karakter Tuhan dalam kehidupannya. Dan pelayan yang sejati pasti mau hidup didalam Roh, walaupun penuh dengan kesulitan yang menghadang.
Semarang, April 2019
Renungan
Kamis, 04 April 2019
Sabtu, 30 Desember 2017
KEMUTLAKAN
Suatu keberuntungan dapat
hidup bersama orang orang hebat yang masih muda dan kritis berpikir.Memahami
bersama pola pikir berbagai manusia baik tua mau pun muda.Belajar banyak
filosofi dari para filsuf Yunani dan tokoh besar dunia yang luar biasa.
Aku hidup dinegara dimana
katanya tak ada perbedaan dan ketimpangan dalam masyarakatnya.Keadilan dan mau
menghargai itu slogannya.
Aku tak menyindir atau
menyalahkan pemerintah,tapi kecewa dengan masyarakatnya yang semena-mena
menghakimi dan bertindak tak tahu diri.Disatu sisi berperang membela agama.Disatu
sisi berdebat dan menyindir serta mengasingkan ras,kelompok dan suku.Dan disisi
lain saling menjatuhkan untuk sebuah jabatan atau kepercayaan.
Aku dan “JOKER” paling
benci dengan orang yang masih memandang dirinya yang paling exclusive diantara
lainnya.Masih memandang berbeda terutama agama,ras,kelompok,aliran serta
kebudayaan.Apakah kamu tak mengerti dan memahami inti dari sebuah lambang
Garuda dan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang dicengkram kuat oleh Garuda kita
? Ataukah kamu pernah dikecewakan atau terjebak akan masa lalu mu yang kelam
karena berbagai hal tadi ?
Memang terkadang
perbedaan sulit untuk dipersatukan,tapi dapat berdampingan.Untuk kamu orang-orang
yang tak dapat menerima perbedaan ataupun kecewa oleh suatu agama,ras,kelompok,aliran
dan kebudayaan dimasa lampau.Pesanku,Mulai lah hidup berdampingan dengan dengan
rendah hati,nikmati masa kini dimana kita berdiri,disaat kita menghirup
nafas...Biarlah masa depan datang sendiri dan masa lalu berlalu.Jangan hidup
dimasa depan dan jangan terjebak dimasa lalu.Damailah ! dan Lihatlah ! Aku dan
kamu begitu berbeda dalam segala hal,kecuali dalam cinta.Jika kamu bicara
cinta,berarti kamu akan merasakan sebuah kedamaian,keadilan,pengampunan,kerukunan,rasa
sayang dan sejenisnya,selain itu bukan cinta namanya.Jika tak mau itu semua
jangan pernah berbicara cinta.
karya : i_OS
Jumat, 24 November 2017
Mengingat Hujan
Mengingat
Hujan
Tulisan
yang didapatkan siang itu,membuat diri ini terbayang suatu kisah dongeng yang
dibacakan ibu malam itu.Dikala hujan deras turun menyentuh bumi Bagimu
Negeri,diri ini memperoleh suatu catatan “Remember Me” yang menyisipkan banyak
tanya di dalamnya,yang katanya dikirim oleh sang hujan.Saat kulihat gerak
geriknya tampak malu malu menderas membasahi bumi ini.Tak disangka ternyata
dikala kelam diri ini bisa terhibur oleh suatu pesan singkat dikala hujan malu
& turun deras.Perasaan tak terbayangkan ternyata ada yang melihat di
kejauhan,entah sudah berapa lama memperhatikan ini,dari jarak berapa ? sehingga
diri ini tak mengetahuinya.Sifat kewaspadaan ini tertaklukan oleh tetesan hujan
dari sang hujan.Diri ini semakin bertanya apa maksudnya ini semua.Dalam sebuah
buku bacaan fiksi,ada kata yang mengatakan “Catatan diatas kertas putih yang
tiba dikala hujan turun itu adalah suatu pertanda dimana seseorang memiliki
niat atau pun ingin menyampaikan sesuatu dari dalam perasaannya...”
Harapan
diri ini adalah sang hujan tetap turun di senja hari menemani kesepian waktu
demi waktu disegala lini.Sang pemimpin kecil tak kan mampu berdiri dalam
kesunyian hari-hari yang terus datang tak terhenti.Hujan ini memberikan suatu
perbedaan kehidupan dimana membuat kenyamanan dan diri ini serasa kasmaran akan
dirinya.
Pahlawan Besar
Pahlawan
Besar
Pemuda Pemudi Nusantara
Pagi ini
Bersama dengan sejuknya sinar surya menyapa bumi /
Berkawan dengan embun pagi yang membasahi Ibu Pertiwi
tempat kita berdiri.
Sedikit nuansa bosan,sedikit rasa lelah,sedikit rasa
puas,sedikit rasa bangga bercampur menjadi senyawa hati pagi ini
Maka ijinkan hati ini bersuara di hadapan anda semua.
Indonesia yang disebut Republik,yang sudah
dimerdekakan 72 tahun yang lalu yang memaksa kita untuk mengingat
Mari kita mengingat !
Bahwa merdeka dimasa lalu,adalah merdeka secara jasmani
Ya...pada saat itu penjajah meninggalkan rumah kita
Tetapi bukan itu intinya.
Intinya,substansinya pokoknya adalah bagaimana pemuda
di nusantara ini menghidupi negara,menghidupi bangsanya
Merdeka secara raga tidaklah cukup!
Para penerus bangsa harus merdeka dalam jiwanya,medeka
dalam pemikirannya,merdeka dalam meraih cita-citanya.
Inilah titik krusialnya
Inilah berkat jasa jasa mu wahai Bapak Ibu Guru
Membangkitkan mimpi anak muda untuk mereka gapai
Menunjukkan pada kami keindahan masa depan
Inilah keringat mu Bapak Ibu Guru...Keringat yang
mengkristal menempa kami,mendidik kami,membangun hidup kami
Kita tahu
Soekarno disebut Panglima Besar
Soeharto disebut Jendral Besar
Habibie disebut Ilmuan Besar
Gusdur disebut Ulama Besar
Kalau begitu anda semua Bapak Ibu Guru kami sebut,kami
sanjung sebagai PAHLAWAN BESAR
Anda lah pahlawan kami
Andalah yang menolong kami sampai benar benar Merdeka
dalam jiwa dan harapan kami
Lisan ini merupakan luapan syukur kami,wujud terima
kasih kami untuk anda semua PAHLAWAN BESAR kami
karya :Mr.Willy & Sir.Jhosef (November 2017)
SAATNYA
SAATNYA
Akhirnya
telah tiba dimana masa kami berdiri untuk sesuatu hal yang pasti dalam himitan
situasi.Kami memulai ini untuk tanda cinta kasih pada para pendidik yang tak
pernah lelah & letih lesu mendidik kami yang kurang ajar ini.Terkadang
lisanmu menusuk diri ini di pagi hingga senja hari,terkadang emosi dan tak tahu
diri bahwa engkau berniat mulia untuk diri ini.
Tiap
lisanmu membentuk berbagai profesi,tak hanya untuk diri tapi juga untuk negeri
ini.Walaupun terkadang tindakanmu yang tak seharusnya dilakukan,tapi kami
memaklumi karena kalian bukan dewa yang sempurna.Ku harapkan mulaihari ini
tindakanmu semkin mulia dan nyata tak hanya berkata pada siswa saja,melainkan
berkarya untuk semua.
Jumat, 03 November 2017
Menuju Rekonsiliasi dan rehabilitasi
MENUJU REKONSILIASI DAN REHABILITASI
Seiring
dengan langkah rekostruksi sejarah,agenda rekonsiliasi hendaknya menjadi
prioritas kita sebagai bangsa.Memang harus diakui,salah satu masalah pelik yang
dihadapi oleh bangsa kita ini yang tengah berada dalam masa transisi politik
adalah menjawab tuntutan masyarakat atas
kejahatan hak asasi manusia yang terjadi di masa lampau.Apakah kepada para
pelaku tersebut aka diberikan hukuman,dimaafkan atau dilupakan ? Namun
dibanding mengelak dari kewajiban menjawab tuntutan masyarakat tersebut,adalah
lebih baik bagi bangsa kita mencari dan memilih jalan paling tepat sesuai
kepentingan nasional dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Ditengah
dilema antara menghukum,memaafkan atau melupakan dugaan kejahatan hak asasi
manusia tersebut,tersedia pilihan paling tepat bagi kita yakni “Jalan Ketiga”.Sebagaimana
dikatakan Uskup Agung Desmond Tut (Afrika Selatan) yakni memkonpromikan antara
jalan pengadilan seperti Nuremberg dengan amnesti massal atau secara nasional
meluoakannya.Wujud dari hal hidup dan keturunan mereka yang kemungkinan besar
tidak terlibat bahkan pada saat hal itu terjadi,belum lahir.
Dengan
adanya rehabilitasi yang adil dan memuaskan oleh pemerintah sekarang ini kepada
mereka yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia oleh suatu
rezim,diharapkan dapat terwujud suatu keadilan antara kelompok masyarakat yang
harmonis,demikian pula antara masyarakat dengan negara atau pemerintah.
Tindakan Nyata untuk Bangsa
Tindakan Nyata untuk
Bangsa
Saat
ini kita kembali lagi memperingati suatu pencapaian saat 72 tahun yang lalu
dimana bangsa kita telah berhasil menunjukkan kegigihannya dalam mengusir para
penjajah.Semangat inilah yang harus kita tanamkan hingga tertanam didalam jiwa
yang luhur.Hingga pada saat ini,Indonesia dapat berdiri atas perjuangan para
pahlawan yang rela berkorban untuk bangsa.
Yang
menjadi pertanyaannya adalah apakah pada saat ini,kita telah merasakan
kemerdekaan yang sesungguhnya ? Jawabannya tidak,mengapa demikian jika bangsa
kita sudah merdeka,kemiskinan,perpecahan,KKN tidak akan menimpa negeri kita.
Bangsa
ini,memerlukan orang-orang yang mau bekerja dengan segenap hati dan segenap
jiwa menyingsingkan lengan baju mereka untuk membangun bangsa.Orang-orang
tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah kita sebagai generasi muda.
Saudara,seperti
hal yang telah kitamketahui,bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari
berbagai macam,suku,agama,ras dan adat istiadat yang sering kita sebut dengan
nama keberagaman.
Keberagaman
identik dengan perbedaan,tetapi perbedaan tidak mengajarkan kita untuk
membanggakan diri sendiri melainkan mengajarkan kita untuk saling mengerti dan
memahami bahwa perbedaan itu indah.Seperti halnya pelangi memiliki tujuh warna
yang berbeda tetapi jika mereka disatukan akan menciptakan keindahan yang luar
bisa.
Sebagai
generasi muda sudah sepatuutnya bagi kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan
negara Indonesia.Dengan apa saudara ? Cukup dua kata KERJA SAMA.Kerja sama
sendiri memiliki arti yaitu,tindakan yang dilakukan oleh beberapa orang demi
satu tujuan secara bersama.Contoh kecilnya dalam hal membangun rumah,ada yang
membuat fondasi,menyusun kerangka,ada juga yang membangun tembok dan memasang
atap,sehingga dapat menjadi sebuah rumah yang layak dihuni.Begitu juga dengan
bangsa ini,jika kita ingin membangunnya,kita tidak mengerjakan hal yang
sama,melainkan bangun negeri ini dengan mengerjakan sesuatu sesuai bidang dan
kemampuan kita masing-masing.Sehingga NKRI tetap jaya untuk selamanya.
Marilah
kita berlari bukan untuk mejauh dari masalah dan realita yang
menghampiri,tetapi berlari mengejar ketertinggalan negeri ini dalam segala
lini.Ini bukan lagi soal tradisi,misi dan ambisi tanpa isi,tetapi aksi nyata
untuk negeri.
Dan yang terakhir
,mari semuanya kita buktikan pada dunia siapa kita.Teruslah berjuang
bersemangatlah,gapai semua mimpi dan cita-cita kita untuk negeri
tercinta.Jayalah negeriku Jayalah Indonesiaku.
Karya : 3.MUSKET
Langganan:
Postingan (Atom)